Header

Backpackeran Ke Pulau Lombok Bagian 1

Banyak di benak ini untuk bercerita langkah demi langkah petualang ini untuk di tuliskan tapi malas selalu menghantui untuk menulis semoga motivasi ini tidak luntur lagi :) . Banyak unek2 di kepala yang Belum terucap, untuk di tuliskan dalam blog ini, disini saya mau berbagi pengalaman tentang perjalanan mimpi yang ingin dicapai susah senang memberikan makna berarti dari kehidupan ini. Sempat tertunda untuk melakukan pendakian ke Gunung Rinjani karena cuaca buruk bulan Maret lalu membuat sedikit putus asa. Niat hati ingin memaksakan tapi demi keselamatan bersama itu lebih penting mimpi itu masih bisa dikejar di lain kesempatan, Mimpi yang ingin kita capai sama halnya berusaha untuk mencapai kesuksesan melangkah mimpi itu jadi nyata, seseorang mencapai hasil yang memuaskan itu berkat gigihnya dia untuk mencari hasil, sama halnya mendaki gunung banyak rintangan dan usaha keras untuk mencapai puncak. Kadang kekurangan pasti ada tapi gimana caranya kita memperbaikinya.

Awalnya pendakian ini bermodal nekat backpackeran dengan uang seadanya, dan sangat mendadak seminggu sebelum teman2 mengabarkan bahwa mereka akan mengadakan Ekspedisi Bangga Menjadi NTB yang di selenggarakan oleh salah satu Mapala di Universitas Mataram yaitu Grahapala Rinjani. Ekspedisi Ini dibagi Kelompok yaitu tim 1 Melakukan Pendakian ke Gunung Rinjani, Tim 2 Melakukan Pendakian di Gunung Tambora di Dompu, Tim 3 ke Goa  di Sumbawa, dan Puncak Acara di lakukan di Tanjung Ringgit.

Sore berangkat dari Bandara Syamsudin Noor menuju Bandara Juanda Surabaya disini petualangan ala Backpacker di mulai dengan modal peralatan pribadi secukupnya dengan ransel merah di pundak,tas kecil di slempangkan, sepatu gunung melangkah demi langkah memasuki bandara seakan mata2 memandang kearah penampilanku yang berbeda.

Tepat jam 7 waktu surabaya saya mendarat dengan hujan menyambut begitu deras cacing diperut mulai tak bisa di kompromi, lapar melanda, kadang orang bingung mo makan dimana karena pandangan orang bandara tempat yang mahal untuk makan, tapi tidak bagiku karena setiap kesurabaya saya punya langgalan makan yang murah meriah di Warung Domestik Bandara Juanda Surabaya. Hujan belum juga reda saya menunggu dulu untuk merencanakan perjalanan selanjutnya banyak calo2 bandara menawarkan untuk tujuan wisata tapi saya tidak mau terpancing karena saya harus meminimkan uang saku.

Setelah berpikir panjang saya memutuskan untuk ke terminal bungur asih surabaya dengan menggunakan Bis Damri dengan membayar 15 ribu sekali jalan, lagi lagi para calo mendekat dengan menawarkan destinasi tujuan dengan harga mahal, disinilah kebingungan melanda karena bis menuju lombok hanya ada besok sore, tidak mungkin kalo harus menunggu lagi di terminal, akhirnya saya memutuskan untuk menumpang bis tujuan bali berangkat jam 3 pagi subuh disinilah kesempatan istirahat di bis sebelum berangkat tapi istirahat di bis tetap harus was was dengan barang jagaan karena banyak pedagang asongan yang lalu lalang menawarkan barang daganganya.Deru bising suara lalu lalang angkutan terdengar disela bis yang kutumpangi. para calo sibuk dengan gaya murah senyum dengan harga mahal jeleknya ada penumpang yang di paksa untuk naik bis padahal sang penumpang hanya bisa terdiam bingung dengan ulah calo dan ternyata harganya benar2 tak terduka hampir dinaikan 50 % dari yang harga yang saya beli. Berhati hati lah bila anda di terminal karena anda akan di hampiri calo2 yang memikat andam jangan tertipu dengan harga murah yang ditwarkan padahal harga itu sudah dinaikannya.

Roda bis berjalan menyusuri jalan2 kota menuju tujuan pulau dewata bali, saling bersaing untuk berjalan lebih depan seakan balapan untuk menjadi pemenang, dari balik jendela bis aktivitas subuh pagi dengan pedagang2 sayur yang mulai memenuhi sebuah pasar subuh. udara dingin AC menusuk dingin pagi ini lagu koplo sepanjang jalan terdengar mengganggu tidur penumpang, Bangunan kota lusuh tepat di jalan porong lumpur lapindo yang tak berpenghuni lagi, tanggul yang besar menghadang aktivitas lumpur bagaimana tidak desa menjadi lautan lumpur tak berpenghuni hanya atap rumah yang tersisa ini lah hukuman alam atas ulah manusia itu sendiri.

Perjalanan kali ini begitu berat dengan harus sendiri hanya ransel dan daypack kecil menemani, setelah berjam2 akhirnya sampai juga di penyeberangan ketapang menuju gilimanuk rehat sejenak di fery untuk membeli kopi dan rokok, sedangkan baterai sudah lowbat. Hal vital yang kita perlukan adalah alat komunikasi berupa hp, disini seorang backpacker harus bisa mencari akal bagaimana tidak mencharger hp di kapal fery saja harus bayar 3 ribu rupiah, apapun bisa dijadikan uang pikirku sejenak. Saya memutuskan untuk mencari tempat charger gratis di bali nanti. Fery penyeberangan sudah menyandar di pelabuhan penumpang harus melewati pemeriksaan KTP disini lah insiden kecil terjadi saya harus dipanggil kembali setalah pemeriksaan ternyata teguran karena KTP mati, panjang lebar petugas menanyakan maksud tujuan saya ke pulau bali, saya hanya lewat pak saya mau mendaki gunung dan petugas langsung menyuruh pergi saya kira harus bayar uang suap.

Bangun dan terkejut harus di usir dari bis ternyata persinggahan terakhir di terminal mengwi terasa asing di lihat ternyata sudah beberapa bulan terminal kedatangan di alihkan ke terminal mengwi, ini sangat merugikan penumpang karena kita harus naik angkot lagi untuk sampai ke terminal ubung yang merupakan terminal keberangkatan ke kota lainnya sistem ini benar2 merepotkan penumpang dari segi waktu dan juga keuangan.
Dari ubung saya harus melanjutkan ke pelabuhan padang bay menggunakan ojek yang menurutku cukup mahal 50 ribu karena tidak ada angkutan yang bisa langsung kesana, karena angkutan harus menunggu orang banyak alternatif lain ialah naik ojek. di Padang bay saya mencari truck yang bisa di tumpangi sampai matara, menunggu sambil santai sejenak calo2 pelabuhan menawarkan untuk naik truck lumayan meminimkan biaya tarif fery, plus nya bisa nyampe mataram bila kita naik truck.

Satu hari diperjalanan membuat badan terasa cape ferry penuh dengan bis besar, mau jalan keatas sudah malas akhirnya saya dan supir truck memutuskan untuk keatas truck untuk bersantai, begitu lelahnya saya tertidur diatas truck bermuatan roti.

Bersambung....



1 pesan anda:

Cara Merawat Tanaman Tomat said...

mantap, kayaknya seru backpakeran kesana

Post a Comment

Salam sahabat BLOGGER

tanks atas komentarnya semoga bermanfaat...

Related Post